Contoh Sinopsis

Tuesday, January 12, 2010

1. Judul : Matahari di Celah Rinjani
2. Pengarang : Rani Rachmani Moedirta
3. Penerbit : Balai Pustaka
4. Cetakan : Pertama, 1997
5. Tebal : 98 halaman
6. Tokoh :
  • Inges
  • Icang (Wisangka)
  • Edo
  • Yudis
  • Mama Inges
  • Papa Inges

7. Perwatakan :
  • Inges : Manja, penurut, pintar, penghayal.
  • Icang : Setia, baik, dan humoris.
  • Edo : Sabar, penyayang, dan mandiri.
  • Yudis : Pembangkang, baik, dan keras kepala.
  • Mama Inges : Baik, dan egois.
  • Papa Inges : Pemarah, dan egois.
8. Latar :
  • Waktu :
  1. Pagi hari
  2. Siang hari
  3. Sore hari
  4. Malam hari
  • Tempat :
  1. Lombok
  2. Gili
  3. Pantai
  4. Rumah Sakit
  5. Rumah Inges
  6. Rumah Edo
  7. Gunung Rinjani
  8. Rumah Icang

9. Amanat :
Kita harus bisa menjalani hidup ini dengan sangat bijak, karena hidup adalah pilihan. Jadi, jangan sampai salah dalam memilih. Pilihlah sesuai kata hati, karena itu pasti pilihan yang terbaik.
10. Tema : Cinta, kehidupan, dan pilihan.
11. Alur : Maju-Mundur
  • Tengah Cerita :Sejak menjejakkan kaki di Lombok,baru kali itu Inges tertarik untuk memperhatikan alamnya lebih teliti. Dia sedang mencari di mana kira-kira tempat yang pernah diceritakan Wisangka.
  • Awal Cerita :Gadis kecil bermata cemerlang itu berlari mengejar kakaknya, seorang anak lelaki bertubuh kurus tinggi yang berlari bagaikan kijang, menerjang rumput hijau halaman rumah yang luas dan megah.
  • Tengah Cerita :Lola tidak tahu bahwa Inges membawa dua setel pakaian ringkas dan baju lambung. Inges tidak kembali ke Gili Terawangan, tetapi mencari informasi untuk mendaki Rinjani.
  • Akhir Cerita :Inges mencoba tersenyum damai. Ia sudah memutuskan. Bagaimanapun, kehidupan haru tetap berjalan. Ia mulai dapat merasakan betapa besar cinta Edo kepadanya.
12. Sinopsis :
Inges adalah seorang anak manja yang menjadi korban sikap orang tua yang ingin mengatur jalan kehidupan anaknya. Tidak seperti Yudis kakak Inges yang pemberontak.
Jadilah Inges seperti boneka dengan segala aturan yang menyebalkan. Akan tetapi, kondisi papinya dengan penyakit jantung yang parah membuat Inges harus menjadi anak yang manis di mata keluarga. Segala gerak-gerik Inges diperhatikan dan diatur, sekolah, teman, bahkan jodoh pun harus melalui seleksi orang tua. Hingga akhirnya, Inges harus menikah dengan pilihan orang tuanya, Edo. Walaupun, memang Inges yang memperkenalkan Edo ke orang tuanya. Tapi, itu semata-mata karena orang tua Inges yang mau mengenal lebih dekat tentang teman-teman Inges. Inges merasa hidupnya semakin dikekang, karena dia sama sekali tidak menyukai Edo. Dia hanya menyukai Icang. Pernikahan antara Inges dan Icang terlihat harmonis hanya didepan kedua orang tua Inges. Bahkan, mereka berdua tidak pernah berhubungan suami-istri. Hingga suatu saat, Edo merasa lelah karena sudah hampir lebih setahun mereka membina pernikahan tidak pernah juga Inges bersikap manis. Bahkan, Inges malah memikirkan laki-laki lain. Akhirnya, Edo pun menggauli istrinya dengan tanpa keikhlasan Inges. Setelah Inges mengecek kondisinya. Ternyata, ia dipastikan hamil. Inges pun tanpa disadari telah membeli perlengkapan bayi. Saat Edo sedang melihat bungkusan di atas meja, Edo terkejut dan senang karena plastik itu berisi perlengkapan bayi.
Dua minggu kemudian Inges ingin pergi ke Bali. Ia kesana tanpa minta izin suaminya dahulu. Tapi, berita keberangkatan Inges telah lebih dahulu sampai ketelinga suaminya. Karena cemas, suaminya menyuruh Lola, anak buahnya sekaligus teman Inges untuk menemani Inges selama di Bali. Lola pun mengajak Inges untuk ke Lombok, bukan bali. Ternyata, lombok telah menghidupkan kembali kenangan antara Inges dan Icang. Tanpa sepengetahuan Lola, Inges mencoba mendaki Rinjani. Saat di pendakian inges mencoba mencari dimana celah Rinjani itu berada. Hingga sampai suatu ketinggian, Inges merasa dipanggil oleh Icang. Tanpa disadari, ia mengikuti suara it uterus tanpa memperdulikan teman-teman satu pengdakiannya yang lain. Inges merasa seolah ia sedang berbicara secara langsung dengan Icang. Teman-teman Inges akhirnya menemukan Inges dan langsung melarikan ke rumah sakit. Edo yang telah diberi tahu entang kondisi Inges langsung menuju ke rumah sakit. Edo pun mengungkapkan semua rasa bersalahnya pada Inges. Tenyata, kini Inges telah sadar akan semua halusinasi perkataan Icang saat di Rinjani. Dan Inges pun akhirnya memutuskan untuk hidup bersama dan mencintai Edo.

13. Majas :
  1. Majas Sarkasme : Setan itu tidak perlu tau. Setan itu akan senang sekali.
  2. Majas Hipalase :Lelaki itu segera memutar otak. Gelap sudah menyergap sebagian wajah gunung.
14. Ungkapan :
  • Senyumnya bagaikan Dewi.
  • Lelaki itu tampak matang, bukan anak konglomerat yang teranja-anja.

0 comments:

Post a Comment

Delicious Diaries Of Denis Copyright © 2009 Designed by Ipietoon Blogger Template for Bie Blogger Template Vector by DaPino